Asal Usul Nama Font Terpopuler yang Harus Diketahui
November 27, 2024
Dipublikasikan
November 19, 2024
Ketika mendesain sebuah dokumen, poster, atau bahkan sekadar mengetik pesan penting, pemilihan font sering menjadi keputusan yang tidak bisa diabaikan. Namun, pernahkah Sobat bertanya-tanya, dari mana asal nama-nama font yang sering Sobat gunakan? Ternyata, di balik setiap nama font ada cerita menarik yang mencerminkan sejarah dan visi desainernya. Yuk, kita bahas asal usul beberapa font paling terkenal berikut ini.
1. Times New Roman
Times New Roman adalah font yang sangat akrab bagi banyak orang, terutama di lingkungan pendidikan dan pekerjaan formal. Font ini lahir pada tahun 1931 ketika surat kabar The Times di London merasa perlu memperbarui tampilan teks mereka agar lebih mudah dibaca dan hemat ruang.
Seorang tipografer bernama Stanley Morison bekerja sama dengan Victor Lardent untuk menciptakan font ini. Nama "Times" berasal dari nama surat kabarnya, sedangkan "New Roman" merujuk pada pembaruan dari gaya Roman yang sudah ada sebelumnya. Font ini kemudian menjadi standar di berbagai penerbitan karena tampilannya yang elegan namun efisien. Bahkan hingga kini, Times New Roman tetap menjadi pilihan utama untuk dokumen resmi karena kesan formal dan klasik yang dimilikinya.
2. Helvetica
Helvetica adalah font yang dianggap sebagai simbol modernitas dan minimalisme. Pertama kali dirancang di Swiss pada tahun 1957 oleh Max Miedinger dan Eduard Hoffmann, font ini awalnya bernama "Neue Haas Grotesk." Namun, agar lebih mudah diterima secara internasional, namanya diubah menjadi Helvetica, yang berasal dari kata Latin "Helvetia," nama kuno untuk Swiss.
Ciri khas Helvetica adalah desainnya yang bersih, sederhana, dan mudah dibaca. Tidak heran font ini sering digunakan untuk logo merek terkenal seperti Apple, BMW, dan Panasonic. Bahkan, sistem transportasi di berbagai negara menggunakan Helvetica sebagai font resmi untuk rambu dan panduan karena tampilannya yang universal.
3. Arial
Banyak yang menganggap Arial sebagai "adik" dari Helvetica karena kemiripan bentuknya. Font ini dibuat pada tahun 1982 oleh Robin Nicholas dan Patricia Saunders untuk Monotype Corporation. Arial dirancang agar kompatibel dengan printer dan perangkat lunak komputer yang berkembang pesat saat itu.
Nama Arial diambil dari kata “aerial” atau udara, yang menggambarkan fleksibilitas dan kesan ringan yang dimiliki font ini. Meskipun sering digunakan untuk dokumen digital, Arial memiliki tampilan lebih membulat dibandingkan Helvetica, membuatnya terlihat lebih ramah dan santai. Tidak heran jika Arial menjadi salah satu font bawaan di berbagai sistem operasi seperti Windows.
4. Comic Sans
Tidak ada font yang lebih memicu kontroversi selain Comic Sans. Didesain oleh Vincent Connare pada tahun 1994, font ini awalnya dibuat untuk Microsoft Bob, sebuah program berbasis karakter animasi. Connare terinspirasi dari gaya tulisan dalam buku komik, sehingga ia menciptakan font dengan tampilan santai dan informal.
Nama "Comic" mengacu pada asal-usul desainnya, sedangkan "Sans" menegaskan bahwa ini adalah jenis huruf tanpa kait (sans-serif). Meskipun sering dianggap tidak profesional, Comic Sans tetap populer untuk keperluan pribadi, seperti undangan pesta, karena memberikan kesan ceria dan tidak terlalu serius.
5. Calibri
Calibri adalah font modern yang dirancang oleh Lucas de Groot pada tahun 2007 untuk menggantikan Times New Roman sebagai font default di Microsoft Office. Desainnya yang minimalis membuat Calibri menjadi salah satu font favorit untuk keperluan digital.
Nama Calibri berasal dari kata “calibre,” yang berarti presisi dan kualitas tinggi. Font ini memiliki sudut yang lembut dan bentuk yang proporsional, menjadikannya nyaman untuk dibaca di layar. Inilah alasan mengapa Calibri sangat sering digunakan untuk dokumen kantor dan email.
6. Garamond
Garamond adalah font klasik yang memiliki sejarah panjang, bahkan lebih dari 400 tahun. Dinamai dari Claude Garamond, seorang tipografer asal Prancis pada abad ke-16, font ini awalnya dibuat untuk mencetak buku.
Desain Garamond terkenal dengan garis tipis dan estetika elegan yang membuatnya sangat cocok untuk teks panjang seperti novel. Hingga kini, Garamond tetap menjadi pilihan populer untuk proyek desain yang membutuhkan sentuhan klasik dan mewah.
7. Futura
Futura adalah font geometris sans-serif yang dirancang oleh Paul Renner pada tahun 1927. Font ini muncul di era modernisme, yang menekankan bentuk sederhana namun berani.
Nama "Futura" diambil dari kata Latin yang berarti "masa depan." Desainnya yang berbasis bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran dan segitiga mencerminkan semangat kemajuan zaman itu. Futura sering digunakan dalam proyek besar, termasuk plakat misi Apollo 11 yang ditinggalkan di Bulan dan logo merek seperti Volkswagen.
Kesimpulan
Font yang Sobat gunakan setiap hari ternyata memiliki cerita panjang dan kaya akan sejarah. Dari gaya klasik Garamond hingga kesederhanaan Helvetica, setiap font mencerminkan era dan filosofi desainernya.
Memahami asal usul nama font tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan apresiasi lebih terhadap seni tipografi. Jadi, saat Sobat memilih font untuk proyek Sobat berikutnya, ingatlah bahwa setiap huruf memiliki cerita unik di baliknya. Semoga artikel ini membuka pandangan baru tentang dunia font yang sering kita anggap remeh.